Info Sekolah
Sabtu, 20 Apr 2024
  • ” Terwujudnya Lembaga Pendidikan Kejuruan yang bertaqwa kepada Tuhan YME, santun dalam bersikap, unggul dalam prestasi, terampil dalam berkarya, serta berbudaya lingkungan “

Sejarah Sekolah

Sejarah berdirinya SMK Negeri 2 Jiwan tak lepas dari alih fungsi suatu lembaga pendidikan yang dirintis pada pertengahan tahun 90-an sebagai dampak regulasi kebijakan arah pembangunan pemerintah yang berimplikasi kepada kebutuhan dunia usaha dan kerja di masyarakat. SMKN 2 Jiwan terlahir dari Yayasan Pendidikan Pemerintah Kabupaten Madiun “Abdi Negara” yang didahului dari alih fungsi dari SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) Madiun  pada sekitar tahun 1996.

 

Cikal bakal sekolah yang beralamatkan di Jalan Raya Solo 07 Jiwan Madiun ini bermula pada tahun 1968 dengan berdirinya Sekolah Pertanian Menengah Atas guna mencukupi kebutuhan tenaga muda sektor pertanian yang pada masa awal Pemerintahan Orde Baru menitik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan. Sebagai implementasinya Pemerintah melalui Dinas Pertanian Daerah Tingkat II Kabupaten Madiun menyiapkan lahan seluas 1,2 Ha di Desa Kwangsen Kecamatan Jiwan. SPMA awal berdirinya memiliki 3 rombel dan pertama kali meluluskan siswa tenaga terampil bidang pertanian pada tahun 1971. Berikut berturut-turut pucuk pimpinan Kepala Sekolah SPMA Madiun.

  1. Subangun (1968 – 1972)
  2. Rumiati (1972 – 1976)
  3. Ir. Soetanto (1976 – 1985)
  4. Soemarso, B.Sc (1985 – 1992)
  5. Ir. Hj. Siti Nikmah (1992 – 1996)* (1996 – 2004)

Selama kurang lebih 30 tahun SPMA Madiun telah meluluskan siswa sebanyak sekitar 3000 an peserta didik, terakhir meluluskan wisudawan wisudawati pada tahun 1999. Seiring dengan perubahan jaman dan perkembangan teknologi mekanisasi pertanian, pada dasawarsa tahun 90-an minat siswa untuk menekuni sektor pertanian semakin menurun dan ini berdampak pada merosotnya jumlah siswa yang belajar di SPMA Madiun. Menyikapi fenomena ini Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Madiun cepat bertindak untuk membaca situasi perkembangan jaman, maka diupayakan alih fungsi aset lembaga pendidikan dari sekolah pertanian menjadi sekolah teknologi kejuruan yang pada tahun 90-an lagi banyak tumbuh sebagai dampak kebijakan pemerintah pusat.

Akhirnya tanpa memerlukan waktu yang lama dan regulasi pemerintah yang mendukung rencana alih fungsi lembaga pendidikan berjalan lancar. Kepala Sekolah pada saat itu Ir. Hj. Siti Nikmah bersama tim penggerak alih fungsi Ir. Bambang Brasiyanto, Sapto Basuki, Suharto, Suwanto, Sudarman (Alm.) dan Hari Setiawan (Alm.) merumuskan dan mempersiapkan akreditasi dibukanya Jurusan Keahlian Teknik Otomotif (2 Kelas) alhasil Pemerintah Kabupaten Madiun menyetujui kelayakan berdirinya Jurusan Mekanik Otomotif. Atas keputusan bersama antar dinas terkait dalam Pemerintahan Daerah Kabupaten Madiun proses alih fungsi ini diawali dengan pengalihan pengelolaan aset daerah dari aset Dinas Pertanian menjadi aset Pemerintah Daerah Tingkat II dalam bentuk Yayasan yaitu Yayasan Abdi Negara dan akhirnya SPMA Madiun berubah nama menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Abdi Negara pada Tahun 1996 dengan Ibu Ir. Hj. Siti Nikmah masih dipercaya sebagai Kepala Sekolah SPMA sampai lulus peserta didik pertanian Angkatan terakhir di Tahun 1999. Sementara itu Ir. Bambang Brasiyanto ditunjuk sebagai Kepala Sekolah SMK Abdi Negara.

Di masa awal alih fungsi tahun 1996 menjadi SMK Abdi Negara ternyata mendapat apresiasi yang positif dari masyarakat. Tiga Kelas Jurusan Teknik Mekanik Otomotif yang dibuka di SMK Abdi Negara setiap tahun ajaran baru selalu terisi penuh oleh minat siswa, sementara itu angkatan terakhir SPMA tahun 1996 adalah akhir dari sejarah SPMA Madiun yang berdiri sejak Tahun 1968 tersebut. Seiring waktu berkembangnya SMK Abdi Negara yang masyarakat lebih sering menyebut dengan “SMK ABNER” segenap pemangku manajerial dan komite sekolah memiliki visi misi untuk terus memajukan dan membesarkan sekolah dan akhirnya terealisasi dengan penambahan jurusan Teknik Pemesinan yang diiringi dengan permohonan pengelolaan aset yayasan kepada pemerintah pusat. Akhirnya dengan keluarnya Keputusan Bupati Madiun Nomor 369 A Tahun 2004 Tentang Alih Status Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Abdi Negara Kabupaten Madiun Menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jiwan Kabupaten Madiun ditetapkan di Madiun tertanda tangan Bupati Madiun Djunaedi Mahendra, SH, M.Si. tertanggal 22 Oktober 2004 yang akhirnya dijadikan hari kelahiran SMKN 2 Jiwan.

Dengan lahirnya SMKN 2 Jiwan semakin memperkuat Pemerintah Kabupaten Madiun dalam mewujudkan amanah tujuan nasional mencerdaskan kehidupan bangsa. SMKN 2 Jiwan untuk pertama kalinya menerima siswa pada tahun pembelajaran 2004/2005 dengan jumlah 4 rombel ( 2 Kelas Teknik Mekanik Otomotif dan 2 Kelas Teknik Pemesinan Perkakas) dengan mandat Kepala Sekolah kepada Ir. Bambang Brasiyanto menggantikan Ir. Hj. Siti Nikmah yang memasuki masa pensiun. Masa awal lahirnya SMKN 2 Jiwan dibawah kepemimpinan Ir. Bambang Brasiyanto, M.Pd. (2004 – 2007) memiliki program kerja utama yaitu memperkuat pondasi sebuah Sekolah Teknologi Kejuruan. Sarana dan prasarana standard sekolah kejuruan diperkuat. Kemudian beliau mendapat tugas baru untuk memimpin Dinas Pertanian dan Lingkungan Hidup Kabupaten Madiun kepemimpinan dilanjutkan oleh Bp. Drs. Salimun, M.KPd (2007 – 2010) penguatan sarana dan media pembelajaran terus ditingkatkan termasuk dengan lahirnya Kompetensi Keahlian Akuntansi pada tahun pembelajaran 2009/2010.

Era baru Sekolah Menengah Kejuruan diteruskan oleh kepemimpinan Ibu Dra. Wiwik Wiyati, M.Pd (2010 – 2017). Perkembangan dan kemajuan pesat terjadi, hingga beliau dianugerahi “Ibu Pembangunan SMKN 2 Jiwan”. Program Unggulan mulai Manajemen Mutu ISO 9001:2008 (2012), SPMI, Penambahan Kompetensi Keahlian Multimedia (2016), Teknik & Bisnis Sepeda Motor (2017), Sekolah Berwawasan Lingkungan Adiwiyata (2014), SMK Rujukan (2015), Teaching Factory (2017), Lembaga Sertifikasi Profesi (2017) dan Kelas Kemitraan DU/DI dengan PT. INKA Persero. Dengan kemajuan-kemajuan yang diperoleh sudah barang tentu meningkatkan mutu dan daya saing  segenap civitas akademika SMKN 2 Jiwan.

Pada akhir tahun 2016 berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang revisi Pemerintah Daerah maka pengelolaan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan yang semula dikelola Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten menjadi tanggung jawab Pemerintahan Provinsi dengan berlakunya undang-undang tersebut terhitung mulai Oktober Tahun 2017 SMKN 2 Jiwan menjadi wewenang dan binaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Sekarang ini SMKN 2 Jiwan memiliki  60 rombel dengan 5 Konsentrasi Keahlian. Semoga dengan kemajuan-kemajuan yang sekarang diperoleh dapat mewujudkan Visi dan Misi sekolah kejuruan dan tentunya apa yang sudah dicapai sekarang harus terus ditingkatkan lagi demi meningkatkan mutu pendidikan kejuruan bangsa dan negara.

Memasuki tahun 2018 SMKN 2 Jiwan dipimpin oleh Kepala Sekolah Bpk. Supriyadi, S.Pd., M.Pd. (Januari 2018 – 2024) dengan predikat SMK terbesar di dinas pendidikan wilayah Madiun sebanyak kurang lebih 1974 peserta didik serta 130 tenaga pendidik dan kependidikan. Beliau merupakan sosok yang tidak asing lagi bagi sejarah sekolah karena pada masa berdirinya SMKN 2 Jiwan juga merupakan bagian dari sekolahan ini. Kemudian karir beliau dilanjutkan menjabat Kepala Sekolah SMKN Geger dan sekarang beliau kembali untuk memajukan pendidikan kejuruan di SMK Negeri 2 Jiwan dengan program unggulan Penguatan Pendidikan Karakter serta program-program pendidikan vokasi yang jauh lebih berkembang lagi dalam ruang Kurikulum Merdeka.

Memasuki bulan Pebruari 2024 kembali SMKN 2 Jiwan terjadi estafet tonggak kepemimpinan manajerial satuan pendidikan dari Bp. Supriyadi, S.Pd., M.Pd. kepada Bp. Budi Setiawan, S.Pd., M.Si sebagai penyegaran ruh pendidikan kejuruan antara SMKN 2 Jiwan dengan SMKN 1 Kebonsari, yang mana beliau-beliau memiliki basic pendidikan kejuruan. 

Semoga sekilas tentang sejarah sekolah ini dapat dijadikan landasan yang kuat demi kemajuan sekolah di hari esok karena generasi yang kuat adalah generasi yang tidak melupakan asal mula suatu jalan cerita untuk masa depan.

 

Ir. Bambang Brasyanto, M.Pd (1996 – 2007)

 

 

Drs. Salimun, M.KPd (2007 – 2010)

 

Dra. Wiwik Wiyati, M.Pd. (2010 – 2018)

 

Supriyadi, S.Pd, M.Pd (2018 – 2024)

 

Budi Setiawan, S.Pd., M.Si. (2024 – sekarang)